Wednesday, March 21, 2012

Mengapa Orang Saleh Menderita?

Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saya
harus mengalami semua ini? Apa dosa saya?
Pertanyaan serupa sering kita dengar,
bahkan mungkin keluar dari mulut kita
sendiri, ketika seseorang atau kita mengalami
sesuatu yang tidak mengenakkan dalam
hidup -- sakit yang tak kunjung sembuh,
masalah yang datang bertubi-tubi, gagal
dalam pekerjaan, ditinggal orang yang
dikasihi, dan sebagainya.
Benarkah setiap penderitaan merupakan
akibat dari dosa? Jawabannya, tentu tidak.
Memang, dosa pasti akan menghasilkan
kesengsaraan, tetapi penderitaan yang
dialami seseorang belum tentu karena ia telah
berbuat dosa. Ayub adalah contoh nyata
bahwa orang saleh pun bisa menderita.
Tentang Ayub, Allah berfirman, "...Sebab
tiada seorangpun di bumi ini seperti dia,
yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan" (Ayub
1:8b). Namun, apa yang terjadi pada Ayub?
Dalam sekejap ia kehilangan segala-galanya
-- harta benda, kesepuluh anaknya, dan
kesehatannya.

2 comments:

  1. Mengapa Ayub yang saleh harus menderita
    sedahsyat itu? Ada beberapa jawaban
    tentang tujuan penderitaan dalam kitab
    Ayub. Menurut Iblis, penderitaan merupakan
    alat untuk memaksa manusia menyangkal
    Allah. Iblis beranggapan bahwa kesalehan
    Ayub selama ini karena Tuhan selalu
    memberkatinya. Oleh karena itu, Iblis
    mencobai Ayub melalui berbagai penderitaan
    dengan tujuan meruntuhkan iman Ayub
    kepada Allah. Menurut ketiga teman Ayub
    (Elifas, Bildad, Zofar), penderitaan selalu
    merupakan hukuman karena dosa. Pendapat
    ini tidak dibenarkan oleh Allah (Ayub 4:7-8).

    Menurut Ayub, pada mulanya, penderitaan
    adalah untuk orang jahat, bukan orang
    benar. Kemudian, Ayub berpendapat bahwa
    penderitaan merupakan proses Allah untuk
    menghasilkan seorang yang bersifat emas
    (Ayub 23:10). Ayub sendiri kemudian
    mengaku, "Hanya dari kata orang saja aku
    mengenal Engkau, tetapi sekarang mataku
    sendiri memandang Engkau" (Ayub 42:5).
    Ternyata, justru melalui penderitaan yang
    dialami, Ayub mengenal Allah lebih dalam
    lagi (Knowing God better through adversity).

    ReplyDelete
  2. Bagaimana menurut Allah? Tuhan sendiri
    bukan sebagai penyebab Ayub menderita,
    tetapi Ia mengizinkannya terjadi. Agak aneh
    ketika Allah menjawab Ayub, Ia tidak
    menyinggung masalah penderitaan Ayub.
    Yang penting adalah respons Ayub, bukan
    sebab mengapa Ayub menderita. Ayub
    bukan menderita karena dosanya, tetapi
    janganlah Ayub berdosa dalam
    penderitaannya. Penderitaan adalah
    panggilan untuk tetap percaya dan berserah
    meskipun kita tidak mengerti. Allah adalah
    adil, berdaulat, dan setia -- apa pun yang
    terjadi.

    Ketika penderitaan datang, bersikaplah benar.
    Jika ada dosa, akuilah. Milikilah perspektif
    yang benar. Allah tidak pernah mencobai
    (menginginkan kita jatuh), Ia menguji supaya
    iman kita bertumbuh. Tetaplah beriman dan
    berbahagialah!

    ReplyDelete