Wednesday, April 22, 2015

Apa yang terjadi jika Yesus Kristus tidak bangkit. Bacaan Alkitab: 1 Kor 15:1-32 Hari ini kita merenungkan apa yang terjadi jika Yesus tidak bangkit. 1. Jika Yesus tidak bangkit, maka sebenarnya seluruh kekristenan akan runtuh. Dalam 1 Korintus 15:14 Paulus mengatakan “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia- sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu”. Sebelum Yesus dibangkitkan, murid-murid Tuhan Yesus tidak menyangka akan kebangkitan-Nya meskipun Yesus sudah berkali- kali mengatakan bahwa Ia akan menderita, dianiaya dan mati. Namun ketika para murid bertemu dengan Yesus yang bangkit, maka seluruhnya berubah. Thomas yang semula begitu skeptis tapi ketika dia bertemu Yesus, dia berlutut dan berkata “Engkaulah Tuhanku dan Allahku”. Hidupnya berubah 180 derajat; dia memberitakan Injil sampai mati di India. Satu persatu hidup murid-murid ini diubah, dari orang-orang yang semula ketakutan, bingung, tidak mengerti misi hidup mereka dan siap kembali ke kehidupan mereka yang lama menjadi murid-murid yang berani mati karena Injil dan memberitakan Yesus yang bangkit. Penginjil Billy Graham pernah berkata (1) kepada Konrad Adenaur (kanselir Jerman) bahwa jika dia tidak percaya kebangkitan Yesus, maka dia tidak punya Injil untuk diberitakan ke seluruh dunia. Jika Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita dan kita masih hidup dalam dosa kita. Ayat 1 Korintus 15: 16-17 menyatakan “Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu”. 2. Jika Yesus tidak bangkit artinya Dia mati karena dosa-Nya; dosa mencengkram dan menguasai Dia karena upah dosa adalah kematian. Maka iman kita menjadi sia-sia, tidak ada gunanya dan kita masih hidup dalam dosa kita. Kematian Kristus yang menebus, membebaskan kita, yang memperdamaikan kita dengan Allah, yang membenarkan kita di hadapan Allah tidak terjadi jika Kristus tidak bangkit. 3. Jika Kristus tidak bangkit, kita hidup normal/ biasa-biasa saja. Dalam 1 Korintus 15:32, Paulus menyatakan “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”. Maksudnya adalah jika Yesus tidak dibangkitkan, maka hidup kita biasa saja seperti manusia dalam dunia ini yang biasa menjalani hidup tanpa dengan pemikiran adanya Tuhan, tanpa pemikiran tentang kebangkitan, tanpa tanggung jawab pada Tuhan, tanpa pengertian akan kehendak Allah bagi hidup kita, tanpa pemikiran tentang dosa dan tanpa hidup yang harus berkenan kepada Dia. Hidup Kristen bukan hanya bertentangan dengan hal-hal yang negatif, yang rusak, dan yang jelek. Hidup Kristen adalah hidup yang bertentangan dengan hidup yang normal, yang biasa-biasa saja. Karena Kristus sudah bangkit dari kematian, maka kita tidak boleh hidup seperti biasa. Panggilan hidup Kristen adalah kalau Kristus sudah dibangkitkan maka kita hidupnya akan berubah, berbeda secara radikal: menyangkal diri, memikul salib, mengikut Kristus. Seharusnya hidup kita mau mentaati Tuhan dalam segala kesulitan dan penderitaan; di dalamnya ada anugerah, pertolongan, kehadiran dan kekuatan dari Tuhan. Jika kita adalah orang Kristen yang benar-benar melakukan hidup yang menyangkal diri, memikul salib, mengikut Kristus, maka orang dunia akan mengatakan bahwa kita bodoh sekali, kasihan sekali karena mereka tidak percaya bahwa Yesus dibangkitkan dari antara orang-orang mati. Panggilan hidup Kristen adalah panggilan hidup untuk menderita, mentaati Tuhan di dalam kesulitan dan tantangan yang besar di tengah- tengah dunia yang berdosa ini. Adalah hal yang aneh sekali bahwa kita melakukan hidup seperti ini jika Kristus tidak bangkit. Paulus mengatakan ( Filipi 1:21 ) “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Keuntungan bukan karena lepas dari penderitaan, tapi karena ketika kita mati maka kita pergi bersama dengan Kristus. Dalam bagian ini Paulus mengajarkan kita bahwa karena Kristus bangkit dari kematian sehingga ketika kita mati, kita akan bersama-sama dengan Kristus untuk selama-lamanya. Penginjil Jim Elliot mengatakan (2) “ He is no fool who gives what he cannot keep, to gain that which he cannot lose.” Maksudnya adalah hidup sekarang yang sementara ini akan hilang, mati. Akan tiba saatnya kita harus menghadap Tuhan. Tetapi bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan, pada Kristus yang mati dan bangkit, maka akan mendapatkan apa yang tidak mungkin hilang yaitu keselamatan. Kristus yang terus pelihara hidup kita sampai kita bertemu muka dengan muka dengan Dia. Bagi kita yang di dalam Tuhan kalau Kristus sudah bangkit maka seluruh iman kita kepada Kristus yang mati menebus kita, yang mati membenarkan kita, yang mati untuk memperdamaikan kita dengan Allah semuanya menjadi tidak sia-sia dan menjadi kuat dalam Kristus yang sudah mati dan bangkit untuk menebus dosa kita. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. (1 Korintus 15:58 ). Biarlah makin diteguhkan iman kita untuk menyadari Kristus yang bangkit dari kematian dan kita boleh terus setia dalam segala pekerjaan Tuhan.


Wednesday, April 18, 2012

Respect the others more

Sebuah keluarga, ayah ibu dan dua anak. Pada
hari liburan sang ayah berencana mengajak
seluruh keluarga camping. Saat hari libur tiba,
seluruh keluarga mempersiapkan keperluannya
masing2 karena mereka akan berangkat jam 10
tepat, begitu janji sang ayah.
Sementara si itu ayah masi tidur. Pada jam
09.45, sang ayah bangun dan memeriksa
keadaan apakah semua sudah siap. Ia mendapati
istriny sedang menyiapkan bekal. dengan agak
emosi, ia menegur istrinya ” kok belom siap juga
si ma?!”, ” iya pa, bentar lagi, kerjaan mama kan
banyak yg disiapin buat kita”.
Lalu si ayah mendapati anak sulungnya, telah rapi
dan siap menunggu di ruang tamu, si ayah
tersenyum puas. Ketika ia mendapati anak
bungsunya, telah siap dengan berbagai
keperluannya, tetapi masih memainkan video
game di kamar, si ayah langsung emosi lagi
“Aihhhh!! kok kamu masi maen sih!! sana siap
siap, beres – beres! ini sudah jam 09.45, sebentar
lagi kita berangkat! ntar kamu ditinggal loh!!!”.
Si bungsu dengan senyum rada jengkel,
menegur sang ayah ” pa, gimana sih, bisa
ngomel2 aja. kita itu sudah siap2 dari pagi, papa
masih tidur. sekarang kita tinggal tungguin papa.
gimana mo pergi, papa aja masi belom mandi,
belom periksa dan panasin mobil, jangan marah
doang donk pa!”
Peristiwa semacam ini tidak asing dan sering kali
terjadi, betul? biasa para ayah memang suka
paling akhir menyiapkan keperluan seperti cerita
di atas, benar tidak? Tapi mari kita tarik benang
merah cerita ini. Kejadian seperti ini sangat sering
terjadi. Kita sering kali menginspeksi persiapan
orang lain, sementara kita sendiri sering kali tidak
siap. Kita sering kali menghakimi orang lain tanpa
melihat diri kita. Sering kali kita menilai ” apakah
itu layak untuk ku,” tanpa melihat ” apakah aku
layak untuk itu.” Kita sering kali merasa lebih dari
orang lain. kita sering merasa kita lebih penting
dari yg lain. Kita sering berpikir, “apakah kamu
sudah siap untuk aku?”, tanpa berpikir “apakah
aku sudah siap untuk kamu?” Mari kita belajar,
ubah cara pandang kita. Respect the others more.

Friday, April 6, 2012

Kasih yang kita trima dengan cuma-cuma

Berapakah harga dari sebuah kasih?

Berapa uang yang harus dikeluarkan untuk
membeli kasih?

Kasih itu “tidak berharga artinya ia tidak dapat dibeli”.

Tidak perlu serupiah uang pun untuk membeli
kasih.

Bahkan kasih itu dibagikan secara “GRATIS”.
ya, kasih itu diberikan secara cuma – cuma.

Akan tetapi karena gratis,
banyak orang yang menyia – nyiakan kasih.

Kasih menjadi tidak mempunyai arti.

Apa yang mudah didapat, mudah dibuang.

Apa yang sukar diperoleh dan mahal, sangat
disayang.
Kasih disia – siakan.

Tetapi siapa dapat hidup tanpa kasih??

Wednesday, March 21, 2012

Mengapa Orang Saleh Menderita?

Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saya
harus mengalami semua ini? Apa dosa saya?
Pertanyaan serupa sering kita dengar,
bahkan mungkin keluar dari mulut kita
sendiri, ketika seseorang atau kita mengalami
sesuatu yang tidak mengenakkan dalam
hidup -- sakit yang tak kunjung sembuh,
masalah yang datang bertubi-tubi, gagal
dalam pekerjaan, ditinggal orang yang
dikasihi, dan sebagainya.
Benarkah setiap penderitaan merupakan
akibat dari dosa? Jawabannya, tentu tidak.
Memang, dosa pasti akan menghasilkan
kesengsaraan, tetapi penderitaan yang
dialami seseorang belum tentu karena ia telah
berbuat dosa. Ayub adalah contoh nyata
bahwa orang saleh pun bisa menderita.
Tentang Ayub, Allah berfirman, "...Sebab
tiada seorangpun di bumi ini seperti dia,
yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan" (Ayub
1:8b). Namun, apa yang terjadi pada Ayub?
Dalam sekejap ia kehilangan segala-galanya
-- harta benda, kesepuluh anaknya, dan
kesehatannya.

Wednesday, February 1, 2012

EDWIN PAENDONG: Harus Berjalan Dengan Iman

EDWIN PAENDONG: Harus Berjalan Dengan Iman: Iman bukanlah suatu tindakan asal nekad melangkah, akan tetapi iman adalah tindakan yang yakin akan Firman Allah terjadi dalam hidup kita. ...