Saturday, May 7, 2011

Berjaga-jagalah dan berwaspadalah terhadap segala ketamakan

Sebuah dongeng. Seorang pemburu telah berjasa
menyelamatkankuda kesayangan Raja dari
terkaman harimau. Sebagai hadiah, raja
memberikan kepadanya hadiah berupa tanah,
seluas yang bisa ia kelilingi dengan berlari dalam
tiga hari. Maka, bergegaslah sang pemburu
berlari. Siang malam ia berlari tiada henti, demi
mendapat tanah seluas-luasnya. Tidak peduli
lapar dan haus, hujan dan terik matahari. Rasanya
masihkurang luas, masih kurang luas. Sampai
akhirnya tibalah hari ketiga, sang pemburu jatuh
tersungkur lalu mati karena kelelahan.

Begitulah kita kalau terjebak dalam ambisi yang
tanpa batas. Kita dipacu untuk terus bekerja
dengan teramat keras. Kita didorong untuk
menumpuk harta benda dengan tidak kenal lelah,
tidak kenal henti. Sampai-sampai bisa lupa
keluarga, lupa kesehatan, bahkan juga lupa
Tuhan. Seperti si pemburu yang terus berlari dan
berlari demi memenuhi ambisi mendapatkan
tanah seluas-luasnya. Sudah mendapat banyak,
tetapi masih ingin lebih banyak lagi. Ketika tiba di
pengujung jalan, kita baru tersadar betapa sia-
sianya semua itu. Namun, sudah terlambat.

Itu pula pesan yang disampaikan Tuhan Yesus
dalam perumpamaan tentang orang kaya yang
bodoh. Bahwa harta kekayaan sebesar apa pun
tidaklah bisa kita jadikan sebagai sandaran hidup
sepenuhnya dan seutuhnya. Sebab Tuhan bisa
memanggil kita kapan saja. Apabila saat itu tiba,
selesai jugalah segala urusan kita dengan harta
benda di dunia ini. Maka, penting sekali untuk kita
tidak membiarkan diri terjebak dalam
pementingan harta benda yang berlebihan

No comments:

Post a Comment