Tuesday, July 13, 2010

SEORANG PEMBURU

Seorang pemburu berangkat ke hutan dengan
membawa busur dan tombak. Dalam hatinya
dia berkhayal mau membawa hasil buruan
yang paling besar, yaitu seekor rusa. Cara
berburunya pun tidak pakai anjing pelacak atau
jaring penjerat, tetapi menunggu di balik
sebatang pohon yang memang sering dilalui
oleh binatang-binatang buruan.
Tidak lama ia menunggu, seekor kelelawar
besar kesiangan terbang hinggap di atas
pohon kecil tepat di depan si pemburu.
Dengan ayunan parang atau pukulan gagang
tombaknya, kelelawar itu pasti bisa
diperolehnya. Tetapi si pemburu berpikir,
"untuk apa merepotkan diri dengan seekor
kelelawar? Apakah artinya dia dibanding
dengan seekor rusa besar yang saya incar?"
Tidak lama berselang, seekor kancil lewat.
Kancil itu sempat berhenti di depannya bahkan
menjilat-jilat ujung tombaknya tetapi ia
berpikir, "Ah, hanya seekor kancil, nanti malah
tidak ada yang makan, sia-sia." Agak lama
pemburu menunggu. Tiba-tiba terdengar
langkah-langkah kaki binatang mendekat,
pemburupun mulai siaga penuh, tetapi
ternyata, ah..... kijang.
Ia pun membiarkannya berlalu. Lama sudah ia
menunggu, tetapi tidak ada rusa yang lewat,
sehingga ia tertidur. Baru setelah hari sudah
sore, rusa yang ditunggu lewat. Rusa itu
sempat berhenti di depan pemburu, tetapi ia
sedang tertidur. Ketika rusa itu hampir
menginjaknya, ia kaget. Spontan ia berteriak,
"Rusa......!!!" sehingga rusanya pun kaget dan
lari terbirit-birit sebelum sang pemburu
menombaknya. Alhasil ia pulang tanpa
membawa apa-apa.
Banyak orang yang mempunyai idealisme
terlalu besar untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkannya. Ia berpikir yang tinggi-tinggi
dan bicaranya pun terkadang sulit dipahami.
Tawaran dan kesempatan-kesempatan kecil
dilewati begitu saja, tanpa pernah berpikir
bahwa mungkin di dalamnya ia memperoleh
sesuatu yang berharga.
Tidak jarang orang-orang seperti itu menelan
pil pahit karena akhirnya tidak mendapatkan
apa-apa. Demikian juga dengan seseorang
yang bergumul dengan pasangan hidup yang
mengharapkan seorang gadis cantik atau
perjaka tampan yang baik, pintar dan
sempurna lahir dan batin, akhirnya harus puas
dengan tidak menemukan siapa-siapa.
Berpikir sederhana, bukan berarti tanpa
pertimbangan logika yang sehat. Kita tentunya
perlu mempunyai harapan dan idealisme
supaya tidak asal tabrak. Tetapi hendaknya kita
ingat bahwa seringkali Tuhan mengajar
manusia dengan perkara-perkara kecil terlebih
dahulu sebelum mempercayakan perkara
besar, dan lagipula tidak ada sesuatu di dunia
yang perfect yang memenuhi semua
idealisme kita.
Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-
perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-
perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar
dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
dalam perkara-perkara besar." Amin.
GOD Bless Us.~

1 comment: