Friday, June 25, 2010

Jika Ingin Gengsi, Maka''Gengsilah Yang Benar''

Setiap insan di muka bumi ini sedikit atau
banyak pasti memiliki rasa gengsi pada
dirinya. Yang menjadi buah bibir adalah
apabila rasa gengsi itu sedemikian
mencoloknya, sehingga orang-orang di
sekitarnya merasa terusik sekalipun
sebenarnya mereka tidak ada ‘urusan’ apa-apa
dengan perilaku yang suka ‘menonjolkan diri’
itu. Entah berasal dari bahasa mana kata
‘ gengsi’ ini diserap, namun nampaknya bukan
dari bahasa Belanda (verwaand,ijdel) atau
bahasa Inggris (vain,conceited,vainglorious).
Bentuk sikap gengsi ini bisa termanifestasi
dalam banyak hal dan memang tidak ada
parameter baku untuk membuat penilaian
suatu sikap masuk kategori gengsi atau bukan.
Rasa gengsi ini ternyata juga banyak
menyedot uang dari si pemiliknya. Di suatu
kompleks perumahan, ibu-ibu penghuni
rumah ini bisa terlibat dalam suatu jor-joran
membeli barang demi menjaga gengsi. Kalau
ibu tetangga membeli televisi plasma ukuran
home theater, maka demi menjaga gengsi ibu
yang lain akan merongrong si suami untuk
membeli televisi sejenis bahkan kalau perlu
yang lebih besar dan lebih canggih. Kalau ibu
tetangga membeli mobil sedan baru, untuk
mempertahankan gengsi maka iapun harus
mengganti mobilnya dengan sedan yang
sekelas.
Di dalam dunia yang modern sekarang ini
persaingan gengsi terlihat jelas dalam memiliki
handphone. Berduyun-duyun orang membeli
Blackberry versi yang paling mutakhir untuk
sekedar show off alias ’ngesok’. Apakah orang
Indonesia lebih menonjol dalam masalah
’ gengsi’ ini dengan bangsa-bangsa lainnya?
Nampaknya seperti begitulah halnya. Dan
kecenderungan ini ditangkap dengan cerdiknya
oleh perusahaan elektronik di dalam ekspansi
pasarnya di negeri kita. Bisa dibayangkan
penduduk Indonesia dengan jumlah 250 juta
jiwa dan memiliki ’sifat’ untuk terus
meningkatkan gengsinya, tentunya
merupakan pangsa pasar yang amat
menggiurkan. Saya teringat petani karet atau
kelapa sawit bilamana panen besar dengan
uang segepok akan membelanjakan barang-
barang elektronik apa saja, termasuk kulkas.
Padahal di desanya belum dialiri arus listrik.
Maka jadilah kulkas untuk menunjukkan
gengsinya itu menjadi lemari pakaian.
Saudara-saudariku yang terkasih dalam
Kristus, jangan hanya menunjukkan gengsi
kepada sesama kita saja, tetapi yang
terpenting, gengsilah di hadapan Sang
Pencipta, gengsilah jika kita berbuat dosa, dan
berjanji tidak akan melakukan dosa itu lagi, itu
baru gengsi yang benar.
Smoga bermanfaat
Tuhan Memberkati...

No comments:

Post a Comment